AIDS
adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah
sistem kekebalan dirusak oleh virus yang disebut HIV. AIDS sebetulnya
sudah tercermin dari nama lengkapnya: ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY
SYNDROME, atau bisa diartikan sindrom cacat kekebalan tubuh. AIDS adalah
suatu sindrom yang fatal karena terjadi kerusakan progresif pada sistem
kekebalan tubuh yang menyebabkan manusia amat rentan dan mudah
terjangkit beberapa penyakit tertentu. Utamanya yang disebabkan oleh
berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan kanker.
Sehingga, penyakit-penyakit yang menyerang penderitanya amat bervariasi.
Dan karena alasan itu pulalah, maka AIDS kurang tepat jika disebut
penyakit melainkan sindrom.
Apa Itu HIV???
HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia, yang dalam stadium lanjutnya kemudian menjelma menjadi
AIDS. Hingga saat ini, mekanisme kerja HIV di dalam tubuh manusia masih
terus diteliti. Namun, secara umum, telah diketahui bahwa HIV menyerang
sel-sel darah putih, sistem kekebalan tubuh yang bertugas menangkal
infeksi sel darah putih itu bernama limfosit, juga disebut sel T-4, sel
penolong, atau CD-4.
HIV tergolong dalam kelompok retrovirus,
yaitu kelompok virus yang mempunyai kemampuan untuk menggandakan cetak
biru materi genetik diri di dalam materi genetik sel-sel manusia yang
ditumpangi. Dengan proses ini, HIV dapat mematikan sel-sel penolong T-4.
Masa
inkubasi atau laten infeksi HIV bisa bertahun-tahun, menurut penelitian
yang saat ini masih dipercayai, berkisar 5-7 tahun. Yang perlu
diketahui dan patut dimengerti, selama masa ini, orang yang terinfeksi
HIV tidak akan memperlihatkan gejala-gejala. Namun lambat laun, karena
semakin menurun jumlah T-4-nya, semakin rusak pulalah fungsi kekebalan
tubuhnya. Di saat seperti ini, penyakit-penyakit akan mudah masuk.
Penyakit yang semula tidak serius menyerang tubuh (di saat sistem
kekebalan tubuh belum rusak), akan berkembang menjadi parah, seiring
dengan menurunnya kekebalan tubuh. Pada saat kekebalan tubuh sudah
memasuki keadaan yang parah, seorang pengidap HIV akan mulai menampakkan
gejala-gejala AIDS.
Penularan HIV
Seseorang
yang mengidap HIV tidak menunjukkan sesuatu gejala klinis yang disebut
tanpa gejala, atau istilah lainnya: asimtomatik, atau merasa dan tampak
sehat selama bertahun-tahun sebelum AIDS mulai muncul. Kondisi ini yang
patut diwaspadai. Dengan kata lain, di sinilah letak bahaya terselubung
bagi penyebaran dan penularan HIV, karena seseorang tidak bisa
membedakan jika orang lain telah terinfeksi HIV atau tidak.
Apakah
seseorang yang mengidap HIV bisa menularkan virus tersebut kepada orang
lain? Satu pertanyaan yang patut mendapatkan perhatian, karena
jawabannya mudah: seseorang yang tertular HIV, meskipun belum mengalami
dan memperlihatkan gejala, orang itu telah dapat menularkan HIV kepada
orang lain dengan jalur tertentu. Perlu dipahami, HIV ditemukan dalam
darah dan cairan sperma atau cairan vagina dari seorang pengidap HIV
dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain. Perlu juga
diketahui, penularan itu tidak terlalu mudah, hanya bila HIV di dalam
darah atau cairan tubuh itu memasuki aliran darah orang lain.
Cairan
tubuh yang bisa menularkan HIV, sekali lagi, di antaranya adalah darah,
cairan sperma dan vagina. Sementara, cairan tubuh yang tidak dapat
menularkan HIV, adalah keringat, air mata, air ludah, dan air seni.
Perkembangan terbaru, virus ini juga bisa menular lewat gonta-ganti
jarum suntik yang tidak steril dan terinfeksi atau tercemar dengan HIV.
HIV
dapat menular kepada siapa pun melalui cara tertentu, tanpa peduli apa
kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas ekonomi
maupun orientasi seksualnya. HIV bisa menular lewat hubungan seksual
dengan seorang pengidap HIV tanpa pengaman (misalnya kondom), melalui
darah yang sudah terinfeksi HIV, lewat transfusi darah atau alat-alat
yang telah tercemar HIV, melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin
dikandungnya selama kehamilan.
Sehingga, dapat diambil kesimpulan,
yang bisa mempermudah penularan HIV, di antaranya, berhubungan seks
yang tidak aman, gonta-ganti pasangan seks, gonta-ganti jarum suntik dan
memperoleh transfusi darah yang tercemar HIV.
Melalui Jarum Suntik
Melalui Jarum Suntik
Penularan
terjadi, jika HIV masuk langsung ke aliran darah, (perlu diketahui HIV
sangat rapuh dan cepat mati di luar tubuh manusia, virus ini juga
sensitif sekali terhadap panas dan tidak kuat hidup pada suhu di atas 60
derajat celsius). Untuk tertular, harus ada konsentrasi HIV cukup
tinggi. Di bawah konsentrasi tertentu, tubuh manusia dapat mengeluarkan
HIV yang masuk, sehingga infeksi tidak terjadi.
Pencegahan Penularan HIV
Cara
pencegahan penularan HIV yang terbaik, tidak melakukan perilaku
perilaku yang beresiko tinggi, yaitu menjaga agar jangan sampai cairan
tubuh yang telah tercemar HIV masuk ke dalam tubuh, di antaranya
mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual yang dilakukan secara
serampangan, atau dapat diartikan pula, dengan cara tidak berganti-ganti
pasangan.
Kemudian, mencegah penularan HIV melalui alat-alat yang
tercemar darah HIV, juga perlu dilakukan. Cara yang dapat ditempuh
melalui dengan hanya menggunakan peralatan streril pada penggunaan alat
yang menembus kulit dan darah (seperti jarum suntik, jarum tato, pisau
cukur dan lain-lain). Sterilisasi alat-alat ini dengan mencuci alat-alat
tersebut dengan pencucian yang benar. Jangan memakai jarum suntik atau
alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain!
Dan,
terakhir, mencegah penularan HIV lewat darah secara langsung, dengan
cara screening darah yang akan ditransfusikan, yang tentu dilakukan
pihak-pihak berwenang misalnya PMI.
Karena itulah, pola hidup yang
sehat amat penting di dalam menjaga kesehatan. Terlebih, hingga kini,
anti-virus untuk menangkal penyakit AIDS dan HIV belumlah ditemukan.
Dan, jangan pula di dalam kehidupan sosial kita, mengucilkan para
pengidap HIV dan AIDS. Sebab, secara medis, selama kita dapat menjaga
pola hidup kita yang sehat, kita tidak akan mudah tertular, meski
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang yang hidup dengan HIV dan
AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar