Tugas : Bahasa Indonesia
Nama
: Dede Fairuji
NIM : B41111146
Jurusan : Teknologi Pangan dan Gizi
SOAL
1. Apa
perbedaan Karangan ilmiah dan karangan non ilmiah?
2. Sebutkan
ciri-ciri karangan ilmiah!
3. Apa
tujuan dari karangan tulis ilmiah?
4. Sebutkan
manfaat dari karangan ilmiah!
5. Apa
saja aspek yang menentukan karakteristik karangan ilmiah?
6. Apa
saja Struktur penyajian Karangan ilmiah?
7. Sebutkan
apa saja bagian dari karangan ilmiah?
8. Substansi
Karangan Ilmiah?
9. Sikap
penulis terhadap karangan ilmiah?
10. Teknik
menulis karangan ilmiah?
1. Perbedaan
Karangan Ilmiah dan karangan non ilmiah
Tabel Perbedaan Karangan ilmiah dan karangan non
ilmiah
No
|
Jenis Karangan
|
Perbedaan
|
1
|
Karangan ilmiah
|
Karangan
ilmiah adalah karangan yang berisi tentang fakta-fakta umum yang ditulis
dengan menggunakan metodologi yang telah ada serta penulisan yang benar.
Karya
ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal,
kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya .
|
2
|
Karangan non ilmiah
|
Karya non ilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis
berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasa biasanya
abstrak , gaya bahasanya formal dan popular.
|
2. Ciri-ciri
karangan ilmiah dan Karangan non ilmiah
a. Ciri-ciri
karangan ilmiah :
ü Tidak
melebih-lebihkan
ü Objektif
ü Tidak
persuasif
ü Sistematis
ü Dibuat
berdasarkan data dan fakta
ü Bukan
untuk mencari keuntungan
ü Contoh
: Skripsi,
tesis, disertasi, makalah.
b. Ciri-ciri
karangan non ilmiah :
ü Emotif
ü Persuasif:
ü Deskriptif
ü Kritik tanpa
dukungan bukti.
3. Tujuan
dari karangan tulis ilmiah
ü Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya
dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
ü Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen pemikiran
& karya tulis dalam bidang IPTEK terutama setelah penyelesaian studinya.
ü Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara institusi dengan masyarakat, atau orang-2 yang
berminat membacanya.
ü Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang
bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
ü Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
4. Manfaat
dari karangan ilmiah
ü Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
ü Melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
ü Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan;
ü Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
ü Memperoleh
kepuasan intelektual;
ü Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan;
ü Sebagai
bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
5. Aspek
yang menentukan karakteristik karangan ilmiah
Aspek-aspek tersebut meliputi hal berikut:
a. bentuk karangan,
b. bagian-bagian karangan,
c. bahan dan jumlah halaman,
d. perwajahan,
e. penomoran, dan
f. penyajian
6. Struktur
penyajian Karangan ilmiah
Secara
garis besar, Struktur Penyajian Karya Ilmiah terdiri atas bagian; Pendahuluan, Pokok pembahasan, dan Penutup.
a.
Bagian Pengantar.
Bagian pengantar atau sering disebut pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan penting nya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan. Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada bagian pendahuluan yang hanya terdiri dari satu atau dua paragraf, ada pula yang terdiri dari satu bab yang dibagi lagi menjadi subtopik.
Bagian pengantar atau sering disebut pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan penting nya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan. Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada bagian pendahuluan yang hanya terdiri dari satu atau dua paragraf, ada pula yang terdiri dari satu bab yang dibagi lagi menjadi subtopik.
b.
Bagian Inti.
Bagian inti atau pokok pembahasan sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. Tergantung dari luasnya masalah yang di bahas atau dari jenis karya ilmiah yang ditulis, bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula sangat singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel ilmiah mungkin mencamtumkan beberapa subtopik. Namun yang jelas bagian inti atau pokok pembahasan ini memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan proses kejadian /penelitian yang di lakukan atau hasil kajian yang akan diungkapkan.
Bagian inti atau pokok pembahasan sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. Tergantung dari luasnya masalah yang di bahas atau dari jenis karya ilmiah yang ditulis, bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula sangat singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel ilmiah mungkin mencamtumkan beberapa subtopik. Namun yang jelas bagian inti atau pokok pembahasan ini memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan proses kejadian /penelitian yang di lakukan atau hasil kajian yang akan diungkapkan.
c. Bagian penutup.
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya pada bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai struktur kajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain. Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikannya, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerita pendek tidak selalu menutup beita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya pada bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai struktur kajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain. Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikannya, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerita pendek tidak selalu menutup beita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.
7. Bagian
dari karangan ilmiah
Bagian-bagian karangan ilmiah
meliputi berikut: kelengkapan awal, kelengkapan isi, dan kelengkapan akhir.
Kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan, halaman persembahan, abstrak (dalam bahasa
Indonesia dan Inggris), kata pengantar, daftar
tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta daftar singkatan dan
lambang. Kelengkapan isi meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi
objek penelitian (khusus praktik kerja),
pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka,
riwayat hidup penulis, penulisan
indeks, dan lampiran.
8. Substansi
Karangan Ilmiah
Substansi atau materi bahasan karya ilmiah dapat mencakup segala bidang dari yang paling kecil/sederhana, oleh
karena bidangnya sangat luas, substansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan
sesuai disiplin ilmu. Sejalan dengan pemikiran ini, ada karya ilmiah yang
berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu eksakta, dan seni. Cobalah anda
cari contoh-contoh karya ilmiah dalam berbagai bidang tersebut. Dengan membaca
berbagai artikel ilmiah, terutama yang relavan dengan bidang ilmu yang Anda
tekuni, Anda akan mempunyai modal dasar untuk menulis karya ilmiah.
9. Sikap
penulis terhadap karangan ilmiah
ü Penulis berusaha menyajikan
tulisannya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat atau selalu mendukung
argumentasi yang disajikan dengan berbagai teori yang telah diakui kebenarannya
atau pengalaman empiris yang diakui kalangan luas.
ü Penggunaan ragam bahasa resmi atau
formal
ü Sikap ingin
tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
ü
Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada
kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya
untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya,
dan sebagainya
ü Sikap
terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain.
ü Sikap
objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya,
tanpa diikuti perasaan pribadi. Tidak boleh memutarbalikkan fakta karena penulis harus
menyajikan masalah/topik sesuai dengan kenyataannya
ü Sikap rela
menghargai karya orang lain.
ü Sikap
berani mempertahankan kebenaran.
ü
Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan
dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan
bidang ilmunya.
10. Teknik
menulis karangan ilmiah
Dalam penulisan karangan ilmiah teknik yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.
Jenis dan ukuran
kertas
Jenis kertas yang
digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah, skripsi, tesis ataupun
disertasi adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran A4 (21 x 29.7 cm)
b.
Margin Pengetikan
ü
Skripsi, tesis dan
disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas (margin) yang harus
dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin) untuk karya tulis yang
menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada tepi kanan (right margin) untuk karya
tulis yang menggunakan huruf arab.
ü
Batas pinggir kertas
sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin
adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri (left margin) untuk karya tulis yang
menggunakan huruf arab juga 3 cm.
ü
Tepi sebelah atas (top
margin) dan tepi sebelah bawah (bottom margin) yang harus dikosongkan
masing-masing adalah 3 cm, baik untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin
maupun huruf arab.
ü
Pada setiap alenia
(paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari garis margin.
c. Penulisan Dan
Pemenggalan Kata
ü
Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti
aturan baku tata bahasa Indonesia.
ü
Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku
kata baik diawal maupun diakhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf,
contohnya : mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.
ü
Bilangan bernama,
seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh dipenggal. Sementara bila nama itu
ditulis sesudah nama bilangan dan bukan singkatan, pemenggalan boleh dilakukan
seperti 10 kilometer, 15.000 rupiah, dan sebagainya.
ü
Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari
nama keselurruhan (lengkap) seperti : R.A. (dipisahkan dari) Kartini, H.A
(dipisahkan dari) Salim.
ü
Dalam tulisan arab
tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk kata ganti yang berhubungan
dengan kata yang bersangkutan.
ü
Bilangan-bilangan
dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Bilangan
lebih dari dua kata ditulis dengan angka, contohnya : “Rata-rata warga
Bengkalis makan tiga kali sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat ditempuh dalam waktu
2 jam”.
ü
Persen, tanggal,
jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan desimal, dan bilangan yang
disertai dengan singkatan harus ditulis dengan angka, contoh : 10%, 19
September 1985, Rp. 12.000, Jalan Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon
085278814442, 0.18, 7 km.
ü
Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka.
Untuk menghindari itu, susunan kalimat harus diubah, kalau terpaksa kalimat itu
tidak dapat diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
ü
Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan
kata asing termasuk kata yang berasalh dari daerah yang bukan merupakan kata
baku dalam bahasa Indonesia, diketik miring (italic). Sementara nama-nama asing
seperti nama lembaga, tidak diketik miring, contoh : World Health Organization,
Rabitah al-Alam al-Islamy.
ü
Penulisan nama orang harus sesuai dengan
tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang
Arab tidak perlu dialih aksarakan, contoh : Nurcholish Madjid, bukan Nur Khalis
Majid, Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum, Fazlur Rahman bukan Fadl al-Rahman.
d. Sistem Penomoran
ü
Nomor halaman bagian
awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu
i, ii, iii, iv dan seterusnya. Dimulai dari halaman kata pengantar dan
diletakkan di tengah bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya
ilmiah yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil dingati dengan abjad
arab.
ü
Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai
dari Bab Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka latin,
ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin,
dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab nomor
halamannya berupa angka arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-BAB
selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-halaman yang disebut terakhir
ditempatkan ditengah bagian bawah (bottom center) halaman sebagaimana nomor
halaman pada bagian awal. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.
ü
Nomor pada BAB ditulis
dengan angka romawi besar, seperti BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya
diletakkan ditengah (center) diatas judul BAB untuk karya ilmiah yang
menggunakan huruf latin.
ü
Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab,
sub-sub bab dan seterusnya digunakan kombinasi angka dan huruf latin. Dengan
demikian untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin sistem penomoran adalah
sebagai berikut : angka romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital latin untuk
sub bab, angka arab untuk sub bab dan seterusnya.
ü
Nomor pada catatan
kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru. Karena itu pada setiap bab baru
sumber tulisan ditulis dengan lengkap.
e. Kutipan
langsung dari buku atau artikel
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau
artikel adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari
sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni
kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat
maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang
terpenting saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan sumber kutipan dalam catatan kaki.
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan sumber kutipan dalam catatan kaki.
f. Penulisan
Catatan Kaki (Foot Note)
Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian
paragraf yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai dengan
nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka
yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi. Sumber tulisan yang
digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau tulisan
(ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang
dirujuk. Untuk penanda halaman digunakan huruf h. Untuk tulisan latin dan .?
untuk tulisan arab.
Jika sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka
penulisannya hanya mencantumkan kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama
dipakai kembali setelah disela sumber tulisan lain, maka nama penulis (boleh
dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan (ditulis miring,
boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman saja, yang harus ditulis.
Jika penulis yang sama menulis karya yang berbeda, maka prosedur awal diulang
kembali.
g. Penulisan
Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang
benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri sumber disusun
secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga penulis, dan informasi
lengkap karya yang dihasilkan.
Diposting oleh Dede Fairuji pada tanggal 10 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar