Senin, 10 September 2012

Karangan Ilmiah dan Karangan Non Ilmiah


Tugas                    : Bahasa Indonesia
Nama                    : Dede Fairuji
NIM                      : B41111146              
Jurusan                  : Teknologi Pangan dan Gizi
SOAL
1.      Apa perbedaan Karangan ilmiah dan karangan non ilmiah?
2.      Sebutkan ciri-ciri karangan ilmiah!
3.      Apa tujuan dari karangan tulis ilmiah?
4.      Sebutkan manfaat dari karangan ilmiah!
5.      Apa saja aspek yang menentukan karakteristik karangan ilmiah?
6.      Apa saja Struktur penyajian Karangan ilmiah?
7.      Sebutkan apa saja bagian dari karangan ilmiah?
8.      Substansi Karangan Ilmiah?
9.      Sikap penulis terhadap karangan ilmiah?
10.  Teknik menulis karangan ilmiah?

Jawaban
1.      Perbedaan Karangan Ilmiah  dan karangan non ilmiah
Tabel Perbedaan Karangan ilmiah dan karangan non ilmiah
No
Jenis Karangan
Perbedaan
1
Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi tentang fakta-fakta umum yang ditulis dengan menggunakan metodologi yang telah ada serta penulisan yang benar.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya .
2
Karangan  non ilmiah
Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasa biasanya abstrak , gaya bahasanya formal dan popular.



2.      Ciri-ciri karangan ilmiah dan Karangan non ilmiah
a.       Ciri-ciri karangan ilmiah :


ü  Tidak melebih-lebihkan
ü  Objektif
ü  Tidak persuasif
ü  Sistematis
ü  Dibuat berdasarkan data dan fakta
ü  Bukan untuk mencari keuntungan
ü  Contoh : Skripsi, tesis, disertasi, makalah.


b.      Ciri-ciri karangan non ilmiah :


ü  Emotif
ü  Persuasif:
ü  Deskriptif
ü  Kritik tanpa dukungan bukti.



3.      Tujuan dari karangan tulis ilmiah
ü  Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
ü  Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen pemikiran & karya tulis dalam bidang IPTEK terutama setelah penyelesaian studinya.
ü  Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara institusi dengan masyarakat, atau orang-2 yang berminat membacanya.
ü  Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
ü  Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

4.      Manfaat dari karangan ilmiah
ü  Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
ü  Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
ü  Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
ü  Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
ü  Memperoleh kepuasan intelektual;
ü  Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
ü  Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya


5.      Aspek yang menentukan karakteristik karangan ilmiah
Aspek-aspek tersebut meliputi hal berikut:
a. bentuk karangan,
b. bagian-bagian karangan,
c. bahan dan jumlah halaman,
d. perwajahan,
e. penomoran, dan
f. penyajian
6.      Struktur penyajian Karangan ilmiah
Secara garis besar, Struktur Penyajian Karya Ilmiah terdiri atas bagian; Pendahuluan, Pokok pembahasan, dan Penutup.
a.     Bagian Pengantar.
Bagian pengantar atau sering disebut pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan penting nya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan. Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada bagian pendahuluan yang hanya terdiri dari satu atau dua paragraf, ada pula yang terdiri dari satu bab yang dibagi lagi menjadi subtopik.
b.    Bagian Inti.
Bagian inti atau pokok pembahasan sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. Tergantung dari luasnya masalah yang di bahas atau dari jenis karya ilmiah yang ditulis, bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula sangat singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel ilmiah mungkin mencamtumkan beberapa subtopik. Namun yang jelas bagian inti atau pokok pembahasan ini memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan proses kejadian /penelitian yang di lakukan atau hasil kajian yang akan diungkapkan.
c.     Bagian penutup.
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya pada bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai struktur kajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain. Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikannya, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerita pendek tidak selalu menutup beita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.

7.      Bagian dari karangan ilmiah
Bagian-bagian karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapan awal, kelengkapan isi, dan kelengkapan akhir. Kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman judul,  halaman pengesahan,  halaman persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata pengantar, daftar  tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta daftar singkatan dan lambang. Kelengkapan isi meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja),  pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis,   penulisan indeks, dan lampiran.

8.      Substansi Karangan Ilmiah
Substansi atau materi bahasan karya ilmiah dapat mencakup segala bidang dari yang paling kecil/sederhana, oleh karena bidangnya sangat luas, substansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan sesuai disiplin ilmu. Sejalan dengan pemikiran ini, ada karya ilmiah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu eksakta, dan seni. Cobalah anda cari contoh-contoh karya ilmiah dalam berbagai bidang tersebut. Dengan membaca berbagai artikel ilmiah, terutama yang relavan dengan bidang ilmu yang Anda tekuni, Anda akan mempunyai modal dasar untuk menulis karya ilmiah.

9.      Sikap penulis terhadap karangan ilmiah
ü  Penulis berusaha menyajikan tulisannya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat atau selalu mendukung argumentasi yang disajikan dengan berbagai teori yang telah diakui kebenarannya atau pengalaman empiris yang diakui kalangan luas.
ü  Penggunaan ragam bahasa resmi atau formal
ü  Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
ü  Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya
ü  Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain.
ü  Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi. Tidak boleh memutarbalikkan fakta karena penulis harus menyajikan masalah/topik sesuai dengan kenyataannya
ü  Sikap rela menghargai karya orang lain.
ü  Sikap berani mempertahankan kebenaran.
ü  Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

10.  Teknik menulis karangan ilmiah
Dalam penulisan karangan ilmiah teknik yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.       Jenis dan ukuran kertas
 Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran A4 (21 x 29.7 cm)
b.      Margin Pengetikan
ü  Skripsi, tesis dan disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas (margin) yang harus dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada tepi kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab.
ü  Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri (left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab juga 3 cm.
ü  Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom margin) yang harus dikosongkan masing-masing adalah 3 cm, baik untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin maupun huruf arab.
ü  Pada setiap alenia (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari garis margin.
c.       Penulisan Dan Pemenggalan Kata
ü   Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
ü   Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata baik diawal maupun diakhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf, contohnya : mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.
ü  Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh dipenggal. Sementara bila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan singkatan, pemenggalan boleh dilakukan seperti 10 kilometer, 15.000 rupiah, dan sebagainya.
ü   Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keselurruhan (lengkap) seperti : R.A. (dipisahkan dari) Kartini, H.A (dipisahkan dari) Salim.
ü  Dalam tulisan arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
ü  Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan angka, contohnya : “Rata-rata warga Bengkalis makan tiga kali sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 2 jam”.
ü  Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan desimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan harus ditulis dengan angka, contoh : 10%, 19 September 1985, Rp. 12.000, Jalan Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon 085278814442, 0.18, 7 km.
ü   Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu, susunan kalimat harus diubah, kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
ü   Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing termasuk kata yang berasalh dari daerah yang bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia, diketik miring (italic). Sementara nama-nama asing seperti nama lembaga, tidak diketik miring, contoh : World Health Organization, Rabitah al-Alam al-Islamy.
ü   Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialih aksarakan, contoh : Nurcholish Madjid, bukan Nur Khalis Majid, Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum, Fazlur Rahman bukan Fadl al-Rahman.
d.       Sistem Penomoran
ü  Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya. Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil dingati dengan abjad arab.
ü   Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka latin, ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab nomor halamannya berupa angka arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-BAB selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-halaman yang disebut terakhir ditempatkan ditengah bagian bawah (bottom center) halaman sebagaimana nomor halaman pada bagian awal. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.
ü  Nomor pada BAB ditulis dengan angka romawi besar, seperti BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya diletakkan ditengah (center) diatas judul BAB untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin.
ü   Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab dan seterusnya digunakan kombinasi angka dan huruf latin. Dengan demikian untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin sistem penomoran adalah sebagai berikut : angka romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital latin untuk sub bab, angka arab untuk sub bab dan seterusnya.
ü  Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru. Karena itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan lengkap.
e.       Kutipan langsung dari buku atau artikel
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan sumber kutipan dalam catatan kaki.
f.       Penulisan Catatan Kaki (Foot Note)
Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi. Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau tulisan (ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk. Untuk penanda halaman digunakan huruf h. Untuk tulisan latin dan .? untuk tulisan arab.
Jika sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya hanya mencantumkan kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama dipakai kembali setelah disela sumber tulisan lain, maka nama penulis (boleh dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan (ditulis miring, boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman saja, yang harus ditulis. Jika penulis yang sama menulis karya yang berbeda, maka prosedur awal diulang kembali.
g.      Penulisan Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.

Diposting oleh Dede Fairuji pada tanggal 10 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar